MASA DEPAN MIGAS RIAU
- Administrator
- 26 April 2019
- Category: Public
Permasalahan masa depan Migas Riau menjadi tema utama dalam Seminar Nasional Teknologi dan Migas di Fakultas Teknik Universitas Riau. Seminar ini taja oleh Chemical Enginering Department yang berlangsung pada tanggal 17/09/2016. Bapak Ir. Ahmiyul Rauf selaku Direktur Operasional PT Sarana Pembangunan Riau di daulat oleh Kampus Universitas Riau sebagai Narasumber dalam seminar ini.
Pada intinya Bapak Ir. Ahmiyul Rauf menyampaikan secara ringkas sejarah penemuan dan produksi migas di Riau dari dulu hingga sekarang serta memberikan gambaran tentang Prospek dan Potensi migas Riau yang menurut beliau masih sangat Prospektif. dalam pemaparanya Bapak Ir. Ahmiyul Rauf menunjukkan sebaran ladang minyak di Provonsi Riau, mulai dari ladang minyak kota batak yang terletak di kota Kampar, Ladang Minas di Siak Indapura, Ladang minyak duri di kabupaten Bengkalis, ladang minyak bangko di Kabupaten Rokan Hilir serta ratusan ladang minyak lainya yang lebih kecil cadangannya.
Bapak Ir. Ahmiyul Rauf menekankan pentingnya penyikapan yang optimistis bahwa minyak di Provinsi Riau masih sangat menjajikan dan akan tetap menjadi tulang punggung perekonomian Riau sampai berpuluh tahun kedepan, dalam uraiannya dasar-dasar praktek eksploitasi minyak yang pada awalnya di mulai dengan fase primary recovery, untuk selanjutnya masuk dalam tahap secondary recavre dan terakhir tahap Tertiary recovery, yang setiap tahapnya akan menguras cadangan antara 10 sampai dengan 30% sehingga pada akhir tahap Tertiary recovery masih akan bersisa paling tidak 25% dari total cadangan, artinya cadangan minyak Riau tetap bisa diproduksi sampai pada tahap-tahap Tertiary recovery yang setiap tahap di butuhkan teknologi.
Beliau memberikan contoh ladang minyak Minas yang telah mulai di produksi pada tahun 1952 yang memasuki tahap Tertiary recovery sampai sekarang masih berproduksi lebih kurnang 50.000 bpd. Dengan cara menginjeksikan bahan kimia padahal sebelum-sebelumnya produksi perhari minyak Minas pernah mencapai 400.000 Bpd dan terus menurun selama 30 tahun sebelum memasuki tahan Tertiary recovery pada tahun 2012. Penerapan teknologi injeksi bahan kimia baru dalam tahap percobaan yang kalau percobaanya berhasil produksi ladang minyak Minas bisa di genjot agar bisa mencapai 100.000bpd dalam kurun waktu yang lama melampawi batas waktu kontrak Rokan blok berakhir pada tahun 2021.
Narasumber Bapak Ir. Ahmiyul Rauf lebih jauh menjelaskan tentang cara kerja injeksi bahan kimia dalam rangka menaikan produksi minyak pada tahap Tertiary recovery beliau optimis bahwa bahan kimia yang di injeksi berupa surfaktan yang bekerja seperti bahan detergen akan menjadi lapangan yang terbuka luas bagi rist-riset di perguruan tinggi terutama di Fakultas Teknik Kimia oleh sebab itu beliau menyerukan kepada segenap mahasiswa Teknik Kimia yang hadir pada seminar tesebut yang berasal dari Universitas seluruh Sumatra agar benar-benar menekuni bidang penelitian surfaktan sehinga tidak ada alasan untuk pesimis tentang peran para Ahli Kimia dalam lapangan pekerjaan migas pada masa yang kan datang terutama di Riau. Beliau juga menggambarkan Teknologi Injeksi Uap di lapangan minyak Duri yang penerapannya telah berhasil meninggatkan produksi minyak Duri dari rata-rata 40.000 bpd dalam kurun waktu 20 tahun sejak tahun 1960 meninggat menjadi rata-rata 250.000 bpd pada kurun waktu 1990 sampai dengan sekarang. Beliau ingin meyakinkan bahwa TeknologiI injeksi Uap maupun bahan kimia pada ladang-ladang minyak lainya pada masa datang pasti bisa mempertahankan produksi minyak Riau setelah masa kontrak Rokan blok habis pada 2021 pada kisaran 300.000 bpd.
Terakhir Bapak Ir. Ahmiyul Rauf memaparkan tentang ladang minyak Langgak yang telah di oprasikan oleh anak perusahaan PT Sarana Pembanguna Riau yaitu SPR Langgak sejak tahun 2010 ladang minyak ini di opraskan oleh SPR Langgak setelah alih kelola dari PT Chevron Pacific Indonesia pada tahun 2010. PT SPR Langgak dalm masa 5 tahun operasi berhsil mempertahankan produksi rata-rata ladang minyak langgak rata-rata 550 bpd yaitu lebih tinggi dari produksi alih kelola (350 bpd) beliau menunjukan berbagai snapshot operasi lapangan minyak langgak yang kesemua pekerjanya adalah putra-putra Indonesia mulai dari jajaran Teknisi sampai Tenaga Ahli serta pimpinan perusahaan keseluruhannya berpengalaman di tingkat nasional dan internasional dengan prestasi ini PT SPR Langgak telah membuktikan keandalanya dalam mengoprasikan ladang minyak tua walauapun kecil tetapi sangat besar maknanya, karna prestasi ini adalah modal utama PT SPR sebagai BUMD milik Pemerintah Provinsi Riau, Milik orang Riau dalam rangka mendapatkan ladang-ladang minyak lainya yang sudah tua yang satu masa nanti akan lepas karna habis masa kontrak dari perusahan yang sekarang menaji operator di berbagai wilayah kerja termsuk wilahyah kerja Rokan blok.
Walaupun PT Sarana Pembangunan Riau adalah perusahaan kecil, sebagai Direktur Oprasional Bapak Ir. Ahmiyul Rauf yakin kalau di beri kesempatan mengelola blok-blok yang lebih besar dengan di dukung oleh tenaga-tenaga terbaik putra putri Indonesia yang berpengalaman tidak kalah prestasinya dari perusahan besar.