PT. Sarana Pembangunan Riau Perseroda

Dorong Ekonomi Daerah, SPR Riau Kembangkan Bisnis Air Minum Dalam Kemasan

PEKANBARU – PT Sarana Pembangunan Riau (SPR) terus memperkuat langkah strategisnya dalam sektor pengelolaan air. Pada Jumat (12/9/2025), perusahaan daerah milik Pemerintah Provinsi Riau ini menggelar rapat koordinasi dengan PT PP Tirta Riau terkait optimalisasi Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Riau, sekaligus membahas arah pengembangan bisnis ke depan.

Dalam rapat tersebut, salah satu agenda utama yang dibahas adalah tindak lanjut investasi senilai Rp2,1 triliun yang digelontorkan untuk mendukung pelayanan air bersih di wilayah Riau. Investasi itu diharapkan dapat memperkuat infrastruktur SPAM, meningkatkan kapasitas distribusi air, serta menjangkau lebih banyak masyarakat yang selama ini masih kesulitan memperoleh akses air bersih.

Direktur PT SPR Riau, Ida Yulita Susanti, SH., MH., menegaskan bahwa sektor air bersih dan pengelolaan sumber daya air akan menjadi salah satu fokus utama perusahaan.

Menurutnya, kebutuhan air bersih di Riau terus meningkat, seiring dengan pertumbuhan penduduk, aktivitas ekonomi, serta perkembangan kawasan industri dan perumahan.

“Insyaallah dalam waktu dekat, SPR Riau juga akan melakukan pengembangan bisnis baru di sektor Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). SPR Riau terus bergerak dan tumbuh untuk menjadi sektor penopang ekonomi masyarakat Riau,” ujar Ida.

Ida menjelaskan, pengembangan AMDK bukan sekadar diversifikasi usaha, melainkan bagian dari strategi besar SPR untuk memperkuat ketahanan daerah dalam pengelolaan sumber daya air. Produk AMDK dari SPR nantinya diharapkan dapat bersaing di pasar lokal maupun nasional, sekaligus membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.

Rencana ini juga sejalan dengan misi pemerintah daerah yang mendorong Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) agar tidak hanya menjadi penerima penyertaan modal, tetapi mampu mandiri dan memberikan kontribusi nyata bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“SPR harus menjadi contoh BUMD yang inovatif. Kami tidak hanya berhenti di sektor SPAM, tapi juga masuk ke bisnis hilirisasi seperti AMDK. Ini peluang besar, karena konsumsi air minum kemasan terus meningkat di masyarakat,” tegas Ida.

Dalam rapat koordinasi tersebut, SPR Riau dan PP Tirta Riau sepakat memperkuat sinergi agar proyek SPAM yang sudah berjalan dapat memberikan manfaat optimal. PP Tirta Riau sebagai mitra strategis dinilai memiliki pengalaman dan kapasitas dalam pengembangan infrastruktur air minum berskala besar.

Fokus pembahasan diarahkan pada langkah teknis, seperti peningkatan kualitas layanan, pengembangan jaringan pipa, efisiensi operasional, hingga strategi pemasaran. Hal ini penting agar investasi Rp2,1 triliun benar-benar berdampak langsung bagi masyarakat.

“Kerja sama ini bukan hanya soal proyek jangka pendek, tetapi bagaimana ke depan SPR Riau bisa menjadi motor penggerak pembangunan sektor air bersih di daerah,” ungkap Ida.

Riau selama ini dikenal sebagai daerah penghasil migas dan perkebunan. Namun, sektor tersebut menghadapi fluktuasi harga global. Kehadiran SPR Riau dengan diversifikasi usaha di bidang air diharapkan dapat menjadi penopang baru perekonomian daerah.

Pengembangan AMDK, misalnya, diproyeksikan mampu menyerap tenaga kerja lokal, mendorong tumbuhnya industri pendukung (seperti percetakan label, kemasan botol, hingga distribusi), serta meningkatkan PAD.

Bagi masyarakat, dampak paling nyata yang diharapkan adalah akses air bersih yang lebih luas dan terjangkau. Apalagi, masih terdapat sejumlah wilayah di Riau yang belum sepenuhnya mendapatkan layanan air bersih secara memadai.

Dalam visi jangka panjangnya, SPR Riau menargetkan menjadi salah satu BUMD terdepan di Sumatera dalam sektor pengelolaan air. Langkah awal dengan memperkuat SPAM dan masuk ke bisnis AMDK dipandang sebagai pondasi menuju visi tersebut.

“Dengan dukungan pemerintah daerah, mitra strategis, dan masyarakat, SPR Riau optimis bisa tumbuh menjadi perusahaan yang sehat, produktif, dan berkontribusi nyata bagi pembangunan,” tutup Ida.